Minggu, 17 Januari 2016

Mengenal Lontar Usada Sari Ilmu Pengobatan Asli Bali


                                                                                                                                                                                                               
  Mengenal Lontar Usada Sari Ilmu Pengobatan Asli Bali


1.1 Latar Belakang
             Bali pada khususnya masih memiliki budaya pengobatan yang ternyata cukup manjur dan masih dipercayai oleh masyarakatnya untuk menanggulangi penyakit yang ada. Peninggalan budaya ini hendaknya tetap dipelihara dan dilestarikan seutuhnya lahir dan bathin.Dewasa ini pengetahuan orang Bali tentang penyembuhan (usada) masih mempunyai kehidupan yang sungguh-sungguh berhubungan dengan agama Hindu, hanya sedikit orang yang mau mempelajari secara seksama. Hal ini disebabkan bahwa masyarakat Bali mengalami hambatan sosio-psikologisuntuk mempelajari lontar (usada dan tutur). Karena ada wacana yang ditafsirkan dan ditransformasikan secara keliru sehingga masyarakat merasa sungkan dan ragu serta takut untuk mempelajari teks lontar. Misalnya adanya wacana aywa wera (pengendalian diri atau agar hati-hati) dalam belajar, hal ini diartikan tidak boleh diberitahu atau dipelajari. Pengobatan tradisional Bali (usada) yang dikenalkan oleh para leluhur merupakan ilmu pengetahuan penyembuhan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu. Sukantra (1992) menyatakan, usada adalah ilmu pengobatan tradisional Bali, yang sumber ajarannya terdapat pada lontar. Lontar masalah pengobatan di Bali dapat dibagi menjadi dua golongan yakni golongan lontar usadha dan lontar tutur(Nala, 2002). Di dalam lontar tutur (tatwa) berisi tentang ajaran aksara gaib atau wijaksara. Ajaran anatomi, phisiologi, falsafah sehat-sakit, padewasaan mengobati orang sakit, sesana balian, tatenger sakit. Sedangkan di dalamLontar Usada berisi tentang cara memeriksa pasien, memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu obat (farmasi), mengobati (terapi), memperkirakan jalannya penyakit (prognosis), upacara yang berkaitan tentang masalah pencegahan (preventif), dan pengobatan (kuratif). Lebih Lanjut dalam LontarUsada Taru Pramana dijelaskan bahan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuan. Di dalam usada ini secara mitologi tumbuh-tumbuhan itu dapat berbicara dan menceritrakan khasiat dirinya. Pengobat tradisional Bali yang betul betul mempelajari usada disebut


1.2 Ruang Lingkup Usada Bali
           Walaupun berkembang pesatnya ilmu kedokteran modern saat ini, ilmu kedokteran tradisional/alternatif/timur masih dipercaya masyarakat dalam menyembuhkan suatu penyakit. Ilmu kedoteran tradisional atau alternatif ini jauh lebih dulu lahir daripada ilmu kedoteran modern. Pemisahan batasan ilmu kedoteran ini semata-mata untuk membatasi antara yang bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Dalam ilmu kedoteran modern lebih mengutamakan unsur ilmiah/biologis, sedangkan ilmu kedoteran tradisional lebih menekankan asfek spiritualnya.
Dengan perkembangan jaman yang dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan, banyak orang sekarang berpaling ke pengobatan tradisional. Ini disebabkan oleh berbagai faktor dan di antaranya adalah faktor ekonomi yang sangat mempengaruhi paradigma ini. Biaya pengobatan yang mahal pada pengobatan modern/medis menjadi alasan utama terjadinya migrasi ini, namun pengobatan medis masih tetap menjadi pilihan pertama. Dan jika dalam pengobatan medis diperlukan biaya yang besar, maka orang akan mulai berpaling ke metode pengobatan tradisional yang saat ini dikenal dengan pengobatan alternatif (alternative medicine).
Kalau kita melihat manusia secara keseluruhan, manusia bukan hanya mahkluk biologis semata, melainkan juga mahkluk sosial, psikologis dan mahkluk spiritual. Batasan sehat bukan semata sehat secara biologis atau kasat mata, tetapi juga sehat secara keseluruhan/holistik. Oleh karena itu, peranan ilmu kedokteran tradisional/alternatif tidak dapat kita tinggalkan begitu saja disamping merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita sejak jaman dahulu.
Pengobatan tradisional/alternatif sangat beragam jenisnya di berbagai belahan dunia sesuai dengan kebudayaan dan kepercayaan setempat. Dalam kepercayaan Hindu kita mengenal ilmu kedoteran Ayur weda dan sedangkan di Bali kita mengenal ilmu kedokteran Usadha Bali, dimana Balian sebagai dokternya.
Kata usadha berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu ausadha yang berarti tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat, atau dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Tetapi batasan usadha di Bali lebih luas, usadha adalah semua tata cara untuk menyembuhkan penyakit, cara pengobatan, pencegahan, memperkirakan jenis penyakit/diagnosa, perjalanan penyakit dan pemulihannya. Kalau dilihat secara analogi, hampir sama dengan pengobatan modern.
Pengobatan tradisional Bali (usada) yang dikenalkan oleh para leluhur merupakan ilmu pengetahuan penyembuhan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu Bali/ Siwasidhanta. Sukantra (1992) menyatakan, usada adalah ilmu pengobatan tradisional Bali, yang sumber ajarannya terdapat pada lontar.
Lontar tersebut dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu lontar tutur dan lontar usadha. Di dalam lontar tutur (tatwa) berisi tentang ajaran aksara gaib atau wijaksara. Ajaran anatomi, phisiologi, falsafah sehat-sakit, padewasaan mengobati orang sakit, sesana balian, tatenger sakit. Sedangkan di dalam Lontar Usada berisi tentang cara memeriksa pasien, memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu obat (farmasi), mengobati (terapi), memperkirakan jalannya penyakit (prognosis), upacara yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan pengobatannya.


1.3  Balian Usada
Balian adalah pengobat tradisional Bali yakni, orang yang mempunyai kemampuan untuk mengobati orang sakit. Kemampuan untuk mengobati ini diperoleh dengan berbagai cara yaitu :
Jenis balian berdasarkan pengetahuan yang diperoleh : Balian katakson adalah balian yang mendapat keahlian melalui taksu.Taksu adalah kekuatan gaib yang masuk kedalam diri seseorang dan mempengaruhi orang tersebut, baik cara berpikir, berbicara maupun tingkah lakukanya. Karena kemasukan taksu inilah orang tersebut mampu untuk mengobati orang yang sakit.
Balian kapican adalah orang yang mendapat benda bertuah yang dapat dipergunakan untukmenyembuhkan orang sakit. Benda bertuah ini disebut pica. Dengan mempergunakanpica yang didapatkan balian tersebut mampu menyembuhkan penyakit. Balian usada adalah seseorang dengan sadar belajar tentang ilmu pengobatan, baik melalui guru waktra, belajar pada balian, maupun belajar sendiri melalui lontar usada. Balian campuran adalah balian tatakson maupun balian pica yang mempelajari usada.
Jenis balian berdasarkan tujuannya :
 Balian panengen (baik)
 Balian Pangiwa (jahat)
Jenis balian berdasarkan profesi :
 Lung (patah tulang)
 Manak (beranak)
 Apun (lulur)
 Wuut (urut)
Kacekel (pijat)

1.4 Jenis Penyakit

Penyakit secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

1. Penyakit Sekala (Penyakit naturalistik :
 Dalem (Penyakit Dalam)
 Penyakit Panas
 Penyakit Panas-Dingin
 Penyakit Dingin.
 Barah (Bengkak local)
 Mokan (Badan bengkak dan sakit)
 Buh (perut bengkak dan berair)
 Pemali (Sakit seperti ditusuk-tusuk)
 Sula (Sakit melilit di perut atau kolik)
 Sirah (sakit kepala, pusing)
 Kulit (Penyakit kulit)
 Tuju (Rematik, bengkak berpindah)
 Tiwang (Sakit ngilu atau kejang)  
2. Penyakit Niskala (Penyakit Personalistik)
 Leyak (Penyakit disebabkan oleh manusia yang dilihat lain)
 Desti (Penyakit dengan mempergunakan media milik yang akan dituju)
 Teluh (Penyakit yang disebabkan oleh makhluk mirip manusia seperti bayangan, dll)
 Papasangan (Penyakit disebabkan oleh benda yang berkekuatan magis di tanam di tempat orang yang dituju)

     1.5  Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan oleh Balian di Bali dikenal dengan istilah
Tatambaandimana Tamba berarti obat (ubad). Dalam prosesi pembuatan obat oleh balian ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yakni serana dantambaTamba adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyembuhkan orang sakit, pada umumnya terdiri dari ramuan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan serana adalah merupakan alat penghubung antara kekuatan Balian dengan penyebab penyakit yang ada pada pasien. Obat yang diberikan oleh orang biasa tanpa disertai dengan kekuatan gaib, maka dikatakan bahwa obat itu tanpa serana. Tamba dan serana merupakan satu kesatuan sebagai suatu alat untuk menyembuhkan orang yang sakit. Keduanya saling menunjang agar dapat berfungsi maksimal.










3.2      Bahan obat

1.        Penyakit Sekala :


 Bahan Obat :
 Taru (tanaman)
 Sato atau Buron (binatang)
 Yeh atau Toya (air)
 Sarana pertiwi (garam, mineral)
 Madu, susu, arak, tuak, dan brem.
 Bentuk Obat :
 Padet (padat)
 Enceh (cair)
 Belek (setengah padat-cair)

 Cara Pembuatan :
 Ulig (digerus)
 Pakpak (dikunyah)
 Lablab (direbus)
 Goreng (digoreng)
 Nyahnyah (dioseng)
 Tambus (dimasukkan diabu panas)
 Tunu (dipanggang)


 Cara Penggunaan :

Obat dalam :
Tetes (diteteskan)
Tutuh (dimasukkan melalui hidung)
Loloh (diminum)
 Obat luar :
Oles (dioleskan)
Boreh (dilulur)
Simbuh (disembur)
Uap (diurapkan)
 Usug (dikompres)
 Ses (pembersihan luka)
 Limpun (diurut)
 Kacekel (dipijat)
 Tampel (ditempel).

2. Penyakit Niskala :

 Khasiat obat :

 Anget (panas)  Tis (dingin)
Dumalada (sedang).Dengan mempergunakan prana (energi) melalui : Meditasi Menghidupkan chakra. Menghidupkan aksara dalam diri
 Dengan dasa bayu Dengan kanda pat. Dan Lain Sebagainya.



3.3. Jenis Penyakit dan Pengobatan

 Penyakit Kulit :
1. Tilas Naga.
Bahan Obat :
Obat Luar :  Kules lelipi (kulit ular), Daun Nasi-Nasi, Injin, Kunyit, Hati ayamBihing (merah) dibakar.
Cara Pembuatan :
 Semua bahan obat tersebut di gerus (Ulig) ditambah air panas, setelah itu disaring. Air saringannya ditambahkan bedak. Dipakai sebagai bedak pada kulit yang sakit.

Obat Dalam :  Lunak (asem), Gula Bali, Kunyit (kunir), Madu.
Cara Pembuatan :  Kunyit (kunir) dikikih (diparut), lunak, gula bali, dan madu di gerus dan ditambahkan air angat satu gelas kemudian disaring. Air saringannya diminum 3 X sehari (Pagi, Sore, dan Malam).

1 komentar: